1
LAPORAN PERANAN ICT
DALAM DUNIA PENDIDIKAN
OLEH :
Nama : Rokhmat Edi Saputro
NIM : 09520244026
Kelas : F / angkatan 2009
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2009
2
I. Pendahuluan
Sebagai makluk sosial, manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan,
namun untuk berinteraksi di antara satu sama lainnya manusia perlu berkomunikasi.
Komunikasi bisa dilakukan secara langsung (verbal) dan tidak langsung (non verbal).
Untuk komunikasi tidak langsung, maka diperlukan alat-alat bantu. Mulailah manusia
mencari alat atau sistem untuk saling berinteraksi, misal dengan gambar, lukisan, isyarat
dengan tangan, isyarat bunyi, kemudian ditemukan kode huruf, kata, kalimat, dan tulisan.
Perkembangan alat komunikasi terus berlanjut sampai ditemukan telepon dan internet
yang kita kenal saat ini. Alat atau sistem komunikasi kemudian dikenal dengan sebutan
Teknologi Informasi atau lebih dikenal dengan istilah IT.
Di era globalisasi ini memungkinkan banyaknya akses untuk mencari informasi
dari segala penjuru dunia. Salah satunya adalah melalui perpustakaan. Dengan adanya
perpustakaan kita dapat mencari, mengolah ataupun menyimpan data, yang kini telah
berkembang dalam bentuk digital, atau yang dikenal dengan perpustakaan digital.
Teknologi informasi atau Information and Communication Technology (ICT)
telah membawa perubahan dalam berbagai sektor, termasuk perpustakaan. Perubahan
penting dan mendasar bagi pengelolaan perpustakaan, baik dalam memberikan layanan
maupun dalam menjalin hubungan antar lembaga, unit atau institusi.
Terjadinya perubahan pola pikir tentang perpustakaan, yaitu penyediaan koleksi
yang dimiliki ke arah konsep “tidak harus memiliki” akan tetapi dapat “memberikan
informasi”, telah menjadikan jalinan kerjasama antar perpustakaan dalam menampilkan
koleksi yang dapat memudahkan penyampaian informasi, semakin mudah untuk
diwujudkan, apalagi dengan adanya ICT. Maka konsep gedung yang besar dan mewah
serta banyaknya koleksi bukan merupakan sesuatu yang ideal lagi.
Oleh karena itu pengembangan perpustakaan yang berbasis ICT atau teknologi
informasi dan komunikasi bagi tenaga pengelola perpustakaan, dapat membantu
pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses
pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pemanfaatan sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang berbasis ICT, khususnya teknologi komputer di
perpustakaan, yang berfungsi mengontrol sistem administrasi layanan secara
terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan, dapat membantu mencari
sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan katalog on-line yang
dapat diakses melalui intranet maupun internet.
3
II. Pengertian Information Communications Technologies (ICT).
Informasi
Menurut Budi Sutedjo (2002:168) dan Rahayuningsih, Rochaety, Yanti,
(2006:4). Informasi merupakan pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen
sistem menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan
dan dibutuhkan, dimana Informasi itu sendiri merupakan pernyataan yang menjelaskan
suatu peristiwa sehingga manusia dapat membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Teknologi Informasi
Menurut (Main, 2008) TI dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan
untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta menyebarkan informasi. Teknologi
Informasi atau IT (Information Technology) merupakan mata rantai dari perkembangan
SI (Sistem Informasi). Kalau dilihat dari susunan kata, yakni kata teknologi dan
informasi, maka teknologi informasi dapat diartikan sebagai hasil rekayasa manusia
terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima.
Information Communications Technologies (ICT)
Di The Dictionary of Computers, Information Processing and
Telecommunications (Hariyadi, 1993: 253, dalam Ardroni), teknologi informasi diberi
batasan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran
berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir
karena “... adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat
mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi..."
Manfaat ICT di Dunia Perpustakaan
Hampir sebagian kehidupan kita dikelilingi oleh teknologi informasi baik yang
sederhana maupun yang canggih. Saat kita ingin menyampaikan pesan yang sangat
penting ke tempat yang jauh, tak terbayangkan bila informasi tersebut harus kita
sampaikan dengan daun lontar atau dikirim melalui burung merpati pos. Penggunaan
telepon sangat memudahkan kita untuk menyampaikan informasi sepenting apapun
dalam waktu yang singkat apalagi dengan perkembangan telepon genggam dengan fitur
dan kelengkapan fungsi yang semakin beragam.
Perpustakaan dengan berbagai ciri khas dan kemampuannya dalam mengelola
informasi, mempunyai alasan tersendiri mengapa perpustakaan perlu menggunakan ICT
sebagai alat bantu, di antaranya:
Sistematika informasi : terjadinya ledakan informasi yang membanjiri dunia saat
ini membutuhkan pengelolaan yang lebih sistematis. Hampir semua Perguruan Tinggi di
Indonesia menggunakan ICT dalam pengelolaan data base perpustakaan.
Tingginya akses informasi: kebutuhan pengguna untuk mencari dan menemukan
kembali informasi lebih mudah jika difasilitasi dengan sarana ICT . Katalog online
memungkinkan pustakawan dan pengguna untuk mendapatkan informasi dari berbagai
4
sumber. Sudah menjadi hal yang lumrah untuk menyusun pengajuan daftar pustaka baru
dengan mengunjungi dan menggunakan data-data di http://www.amazon.com
Efisiensi pekerjaan: komputer di perpustakaan membantu pekerjaan menjadi
lebih cepat. Pencatatan buku-buku baru serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan
dalam berkas komputer. Pengkatalogan tidak hanya dengan DDC atau AACR juga bisa
secara online ke http://www.bl.uk
Memudahkan tukar-menukar informasi dalam bentuk data. Katalog induk yang
disusun Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Jawa Barat sudah on-line di
http://cobian.lib.itb.ac.id/fpptjabar/
Salinan data atau informasi yang dibuat dapat diseragamkan sehingga
memudahkan pengguna (user friendly). Konsep MARC yang populer tahun 90an masih
digunakan dalam rangka menyeragamkan penentuan tag (ruas) data bibliografi pustaka.
Penyajian informasi dan data yang menarik, sekaligus sebagai promosi
perpustakaan. Tampilan informasi di http://www.lib.itb.ac.id merupakan upaya dalam
rangka promosi perpustakaan dengan penampilan data yang bervariasi.
Pengguna dapat belajar dan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dengan
bantuan sarana ICT, khususnya komputer.
Dampak Penggunaan ICT
Kehadiran ICT di perpustakaan, selain menguntungkan juga berdampak
sampingan di antaranya:
Dapat menimbulkan pengangguran: penggunaan komputer bertujuan
memperingan dan mempercepat pekerjaan, sehingga terjadi efisiensi pekerjaan karena
beban kerja yang berkurang.
Hak pribadi : kemungkinan adanya penyalahgunaan data untuk kepentingan
pribadi. Adanya peluang untuk memindahkan data yang tadinya milik pribadi atau
rahasia, dapat diakses oleh orang lain. Data di http://ftpsearch.itb.ac.id dengan mudahnya
dapat diakses dan didownload untuk kepentingan kantor atau pribadi.
Hak cipta : perlindungan hak cipta seseorang sulit diwujudkan. Sebuah karya
atau kumpulan data dapat dengan mudah dikopi dan dimiliki oleh orang lain tanpa seizin
pemiliknya. Terlebih jika bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi. Ceramah-ceramah
ramadan dengan mudahnya kita dapatkan di situs http://www.pesantrenvirtual.com
Data tidak dapat diakses: ketergantungan pada komputer menimbulkan
kelemahan bila listrik mati atau komputer terserang virus, maka data tidak dapat diakses.
Fenomena pemadaman listrik akhir-akhir ini, bukan sekedar menghambat akses
data, tetapi juga menimbulkan ”pengangguran” selama listrik mati, Serangan virus
”brontok” dan turunanya menjadikan data dan folder sulit di akses kembali.
Menghambat pekerjaan : ketidakmampuan dan ketidakmauan pustakawan dalam
menguasai teknologi dapat menimbulkan kendala dan memunculkan anggapan bahwa
teknologi justru menghambat pekerjaan.
5
III. Implementasi Pemanfaatan ICT di Dunia Pendidikan.
Implementasi ICT di dunia pendidikan perlu direncanakan secara matang karena
memerlukan pendanaan yang tidak murah, apalagi perkembangan teknologi khususnya
komputer terus berubah dengan sangat cepat. Hal ini untuk mengantisipasi kinerja
aplikasi ICT dapat dioptimalkan. Kesia-siaan dapat terjadi karena perencanaan yang
kurang baik yang dapat mengakibatkan pemborosan. Implementasi dari ICT dalam
dunia pendidikan sebagian besar digunakan dalam perustakaan, maka dalam artikel ini
saya hanya akan membahas tentang penggunaan ICT di Perustakaan.
Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam rangka penerapan ICT
pada perpustakaan, yakni:
Adanya dukungan dari semua pihak terutama pimpinan. Aplikasi ICT tidak
hanya instalasi sistem, tetapi mengisi data dan menjalankan sistem, maka perlu adanya
kesinambungan pekerjaan yang dilakukan pustakawan. Perawatan (maintenance) harus
menjadi bagian dari aplikasi ICT. Penyiapan sumber daya pustakawan dalam berbagai
unit kerja di perpustakaan, terutama pembekalan keterampilan IT untuk pustakawan.
Infrastruktur pendukung seperti listrik, ruang/gedung, furniture, desain
interior.Ketersediaan Jaringan komputer. Profil pengguna perpustakaan perguruan tinggi
relatif seragam, sehingga sosialisasi aplikasi ICT lebih mudah.
Adapun penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam
bentuk:
1. Automasi Perpustakaan: Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM)
perpustakaan, yang menekankan aplikasi ICT antar sub sistem informasi perpustakaan
pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, pengelolaan anggota, dan statistik dalam
bentuk terintegrasi. Model otomasi perpustakaan di http://otomasi.lib.itb.ac.id merupakan
model dengan studi kelayakan yang cukup panjang.
2. Perpustakaan Digital : Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk
menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi lokal secara full text dalam format digital seperti tugas akhir (skripsi, tesis,
disertasi), laporan penelitian, artikel majalah ilmiah, dapat dilihat di http://digilib.itb.ac.id
3. Publikasi e-books : Publikasi buku elektronik untuk kepentingan lokal
(internal), dimaksudkan untuk kemudahan dalam pencarian dan mendapatkan kembali
secara utuh sesuai dengan format aslinya. Koleksi berupa buku lokal atau buku terbitan
asing dapat dilihat di http://e.lib.itb.ac.id.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) terbitan DIKNAS, dapat didownload pada
alamat http://www.diknas.info/category/bse-sd. Bentuk koleksi *.pdf dipublikasikan
secara bebas dalam rangka mendukung buku murah. Buku-buku tersebut telah dibeli hak
ciptanya oleh DIKNAS..
Ketiga fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun
terintegrasi dalam suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang
digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang
mendukung ketiganya.
Hal-hal tersebut di atas akan menentukan sejauh mana penerapan ICT di
perpustakaan dapat berjalan dengan baik, khususnya pada unit layanan perpustakaan.
Penerapan ICT dalam bidang layanan perpustakaan ini dapat dilihat dari
beberapa hal:
6
1. Peranan Katalog
Katalog manual atau elektronik merupakan jantung sebuah sistem perpustakaan.
Katalog memuat keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen. Sistem katalog yang
dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
Hasil katalog terkomputerisasi dapat diakses melalui Online Public Access
Catalogue (OPAC) atau dalam bentuk Katalog Induk (Unions Catalogue), sebagai
contoh adalah http://isisonline.lib.itb.ac.id. Pangkalan data katalog terpasang berangsurangsur
akan menggantikan katalog kartu, microfiche atau daftar buku.
2. Sirkulasi
Penerapan ICT dalam bidang layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal di
antaranya adalah layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, administrasi
keanggotaan, dll.
Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan
sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification).
Implementasi RFID bidang perpustakaan, masih tergolong baru. Oleh karena itu,
implementasi RFID ini akan memberikan nilai ekslusivitas. Selain itu, akan mewujudkan
revolusi dalam manajemen perpustakaan modern. RFID memberikan keunggulan yang
signifikan bila dibandingkan dengan teknologi barcode dan tag anti pencurian.
Keunggulan utamanya adalah pada meningkatnya kualitas pelayanan serta penghematan
biaya operasional tenaga perpustakaan.
3. Jurnal / Majalah / Berkala
Pengguna layanan jurnal, majalah, dan berkala akan sangat terbantu
apabila perpustakaan mampu menyediakan kemudahan dalam mengakses jurnal-jurnal
elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal, global maupun yang tersedia dalam
format Compact Disk.
Pembuatan kliping elektronik (E-Klip ITB) berbasis CD ROM, merupakan
upaya pengumpulan dan pengelolaan artikel-artikel dari majalah dan surat kabar
cybermedia. Bahkan silang layan dan layanan penelusuran informasipun bisa
dimanfaatkan oleh pengguna dengan bantuan teknologi informasi seperti internet.
Ketersediaan jurnal elektronik, salah satunya adalah proquest
http://proquest.umi.com/login (Purwono,2008) yang menyediakan artikel full text lebih
dari 4000 jurnal, suratkabar dan majalah. Cakupan isi terbitan yang tersedia meliputi 10
s.d 20 tahun ke belakang, dan hasil penelusurannya dalam bentuk full text , html, pdf.
Proquest dapat diakses baik melalui intranet http://www.proquest.com/pqdauto tanpa
menggunakan password, maupun melalui internet http://www.proquest.com/pqdweb
dengan menggunakan password yang berganti setiap bulan.
4. Peran Internet
Orang sudah tidak asing lagi untuk menggunakan internet dalam kehidupannya.
Untuk itu perpustakaanpun harus dapat memberikan layanan melalui media ini. Melalui
media web, perpustakaan memberikan informasi dan layanan kepada penggunanya.
Selain itu, perpustakaan juga dapat menyediakan akses internet baik menggunakan
computer station maupun WIFI. Access Poin Cyberlib yang tersedia di perpustakaan
7
pusat ITB, dapat digunakan pengguna sebagai bagian dari layanan yang diberikan oleh
perpustakaan.
Perpustakaan juga bisa menggunakan fasiltas web-conferencing untuk
memberikan layanan secara interaktif kepada pengguna perpustakaan. Web-Conferencing
ini dapat juga dimanfaatkan oleh dosen dalam rangka kuliah jarak jauh. Awal tahun 2008,
perpustakaan ITb mendapat hibah peralatan Tele Conference dari keduataan Amerika.
OPAC atau Online Catalog merupakan bagian penting dalam sebuah
perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan akses yang lebih luas baik itu
melalui jaringan lokal, internet maupun intranet,
Registrasi online di http://or.itb.ac.id sudah mejadi bagian layanan di
perpustakaan pusat ITB.
Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti permintaan
dengan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam maupun luar
perpustakaan. Dengan begitu, diharapkan agar para pustakawan mahir dalam penggunaan
teknologi informasi sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam
menemukan informasi yang diperlukan.
Keamanan
Teknologi komunikasi dan informasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan, dari tangan-tangan jahil
dengan fasilitas semacam gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya.
Pengadaan
Bagian Pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini.
Selain dapat menggunakan ICT untuk melakukan penelusuran koleksi-koleksi
perpustakaan yang dibutuhkan, bagian ini juga dapat memanfaatkan ICT untuk
menampung berbagai ide dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh pengguna. Kerjasama
pengadaan juga lebih mudah dilakukan dengan adanya ICT ini.
Kesiapan Pustakawan:
Keahlian diri
Menurut Ahmad (2001), pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan
jasanya kepada pengguna. Kemampuan tentang komputer saja tidaklah cukup untuk
mencapai sukses, karena itu dibutuhkan keahlian diri yang cukup yaitu:
1. Pemecahan masalah (kreatif, pencair konflik);
2. Etika (diplomatis, jujur, profesional);
3. Terbuka (fleksibel, berwawasan bisnis, berpikir positif);
4. Penutur dan pendengar yang baik (ketrampilan berkomunikasi lisan
dan mendengarkan, penuh perhatian)
5. Kepemimpinan (bertanggung jawab dan mempunyai motivasi);
6. Berminat belajar (haus akan pengetahuan dan perkembangan).
8
Berpikir positif
Pustakawan diharapkan menjadi orang yang berpengetahuan di atas rata-rata,
juga sebagai seseorang yang selalu berpikiran positif, sehingga jika dihadapkan pada
pekerjaan besar, harus mampu mengerjakan pekerjaan tersebut.
Nilai Tambah Pribadi
Pustakawan tidak cukup hanya pandai dalam mengatalog, mengindeks,
mengadakan bahan pustaka dan pekerjaan rutin lainnya, tetapi di era global ini
pustakawan harus mempunyai nilai tambah. Misalnya sebagai navigator yang ahli dalam
pencarian informasi. Dengan nilai tambah yang dikembangkan melalui pengalaman dan
pelatihan, pustakawan dapat memberikan pemanduan pencarian informasi di internet
seakurat mungkin. Hal ini tentu akan memuaskan pengguna perpustakaan. Kepuasan
pengguna itu sangat mahal bagi dirinya maupun bagi perpustakaan dimana ia bekerja.
Berwawasan Kewirausahaan
Seyogyanya pustakawan dapat bertindak cepat untuk menambah wawasan
dalam bidang kewirausahaan, agar dalam perjalanan sejarah keprofesiannya nanti dapat
bertahan bahkan berkembang. Perpustakaan bukan masanya lagi menjadi unit cost di
suatu institusi, melainkan dapat menjadi unit income. Paradigma lama bahwa
Perpustakaan hanya pemberi jasa atau amalan baik (charity) harus segera ditinggalkan,
karena berjasa atau beramal dapat digabungkan dengan berbisnis.
KERJA TIM
Di dalam era global saat ini tidak ada satupun profesi yang terkucil sendiri, akan
tetapi perkembangan teknologi telah menawarkan kesempatan unik untuk bekerjasama
lintas disiplin dengan profesional lainnya. Misalnya, pakar komputer yang bertanggung
jawab pada pusat computer; pakar teknologi yang bertanggung pada infrastruktur
teknologi, jaringan dan aplikasi; pakar informasi (pustakawan) yang mempunyai
kemampuan dan pengalaman untuk mengorganisasi pengetahuan dalam sistem dan
struktur yang memfasilitasi penggunaan sumber informasi dan pengetahuan, dapat
tergabung dalam sebuah teamwork. Diharapkan dengan team work, berbagai tekanan
yang muncul di era industri informasi saat ini dapat dipecahkan.
9
IV. PENUTUP
Implementasi ICT dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan terus
berkembang sesuai dengan tuntutan. Baik tuntutan selaku pengelola (pustakawan)
maupun sebagai pengguna (user) informasi.
ICT memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses informasi
lintas batas (transborder data-flow), yang tidak dibatasi oleh batas negara, ruang dan
waktu.
ICT memberikan kemudahan bagi pengelola informasi untuk mengolah,
menyimpan dan menyebarkannya secara cepat dan tepat.
ICT menjadi sarana membangun perpustakaan berbasis teknologi yang
kehadirannya tidak bisa dihindari.
ICT seperti juga teknologi lainnya merupakan alat bantu manusia untuk
mencapai tujuan, maka optimasi dan antisipasinya perlu disikapi secara terencana.
ICT sebagai sarana terbentuknya jaringan teknologi informasi dan komunikasi di
perpustakaan, akan memberikan akses yang besar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ardoni, (2005), “Teknologi Informasi: Kesiapan Pustakawan Memanfaatkannya”,
Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi”, Vol.1, No.2, USU Repository © Halaman 32.
Arif, I. (2003), “Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan”, Makalah
Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi
Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “ UMM 4 Oktober 2003.
http://andyku.wordpress.com/2008/07/25/perpustakaan-masa-depan
http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=60
http://media.diknas.go.id/media/document/4696.pdf
Lesmono, D. dan Samopa, F. (2005), “Perancangan Dan Pembuatan Sistem
Informasi Perpustakaan Berbasis Web Dengan Menggunakan ASP dan SQL Server: Studi
Kasus Ruang Baca FTIF”, Seminar Tugas akhir.
Ma’in, Abdul M, (2008) ”Teknologi Informasi dalam Sitem Jaringan Perpustakaan
Perguran Tinggi”, IAIN Sunan Ampel Surabaya
Rochaeti, E., Rahayuningsih, Pontjorini dan Yanti,G.P., (2006), “Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara.

Comments

Popular posts from this blog

tugas PTI